Hello Freunde, sebagai seorang yang proficient berbahasa Jerman, sering sekali saya mendengar dari orang-orang bahwa Bahasa Jerman sulit sekali untuk dipelajari, padahal menurut saya itu tergantung dari metode dan proses pembelajarannya.
Berdasarkan pengalaman pribadi, dalam mengajarkan Bahasa Jerman kepada pemula memang ada ditemui beberapa fitur-fitur bahasa yang tidak didapati di Bahasa Indonesia, hal yang wajar oleh karena perbedaan rumpun bahasa.
Tetapi seperti yang telah saya bahas sebelumnya, Bahasa Jerman memiliki banyak persamaan dengan Bahasa Inggris yang juga termasuk dalam rumpun bahasa Jermanik.
Oleh karena itu juga, kebanyakan orang yang memiliki dasar Bahasa Inggris yang cukup baik, dapat lebih mudah mempelajari Bahasa Jerman, baik itu orang Indonesia maupun orang asing.
Setelah ini akan saya sebutkan beberapa fitur-fitur yang dimaksudkan sebelumnya, berdasarkan pendapat orang-orang yang sedang belajar Bahasa Jerman.
Hal yang paling sering disebutkan pada masa awal belajar Bahasa Jerman adalah tentang gender dan artikel dari kata benda di dalam Bahasa Jerman dan kesulitan dalam “menghafalkan” gender mereka, apakah benda itu maskulin, feminin atau netral.
Akan tetapi, gender kata benda tidak hanya didapati di dalam Bahasa Jerman saja.
Banyak sekali bahasa Eropa, baik dari rumpun Jermanik, Roman maupun Slavia, menerapkan sistem gender dengan kata bendanya.
Kalimat-kalimat atau frase-frase seperti: “Hasta la vista”, “viva les bleus”, “tegen het recht”, “la vita è bella”, “das Motiv heiligt die Mittel” menunjukkan penggunaan gender dan artikel dalam bahasanya masing-masing.
Apropos, Old English, yaitu Bahasa Inggris kuno sebelum sekarang ini juga mengenal sistem gender untuk kata bendanya dengan maskulin, feminin dan netral, sejalan dengan Bahasa Jerman pada jamannya.
Sebagai entry berikutnya, saya akan coba membantu dengan mendaftarkan beberapa aturan dasar dalam menentukan gender kata benda dalam Bahasa Jerman, baik yang pasti atau berlaku pada umumnya.
Leave a Reply